MAKALAH FILSAFAT HAKIKAT PENGETAHUAN
A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Sepanjang sejarahnya manusia dalam
usahanya memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan
ilmiah dan penjelasan ghaib. Kini di satu pihak manusia memiliki sekelompok
pengetahuan yang sistematis dengan berbagai hipotesis yang telah dibuktikan
kebenaranya secara sah, tetapi di pihak lain sebagian mengenal pula aneka
keterangan serba ghaib yang tidak mungkin diuji sahnya untuk menjelaskan
rangkaian pristiwa yang masih berada diluar jangkauan pemahamannya.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokan
atau pembagian dalam ilmu pengetahuan kita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu
pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi
sangat menentukan. Karena itu implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu
sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya
garis batas antara ilmu dasar murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
Banyaknya ilmu pengetahuan yang telah kita dapat dan yang
berada di sekeliling kita. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangatlah
pesat. Tidak jarang, kemajuan ilmu dan teknologi serta pengetahuan yang kita
dapat yang terus berlangsung hingga saat ini, membuat banyak manusia khawatir,
bingung dan banyaknya terjadi kesalahpahaman terhadap sebuah ilmu dan pengetahuan
yang kita peroleh dari berbagai sumber. Manusia takut dan khawatir akan dampak
negatifnya sebuah pengetahuan dan ilmu apabila mereka tidak dapat menelaah atau
memahami betul arti dari sebuah ilmu dan pengetahuan. Apakah ilmu dan
pengetahuan tersebut baik atau buruk, membawa manfaatkah ilmu itu. Seharusnya
kita memahami terlebih dahulu tentang jenis ilmu pengetahuan, teori-teori yang
membenarkan pengetahuan itu, klasifikasi sebuah pengetahuan dan sejarah dari
perkembngan ilmu. Berawal dari itulah kita bisa menelaah, mencerna dan memahami
apa arti yang sesungguhnya dari pengetahuan dan ilmu, dan kita juga dapat
memilih atau menyaring mana ilmu yang baik untuk hidup kita atau yang buruk.
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik pokok permasalahannya, yaitu :
1.
Menjelaskan definisi hakikat pengetahuan?
2.
Menjelaskan jenis-jenis pengetahuan?
3.
Menjelaskan hakikat dan sumber pengetahuan
A. Definisi Hakikat Pengetahun
BAB II PEMBAHASAN
Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan
berasal dari kata dalam bahasa inggris
yaitu knowledge, Secara terminologi pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut
aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Pengetahuan adalah suatu istilah yang
dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu. Suatu hal yang
menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang
diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena
itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk
mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya
sebagai hal yang diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil
pengetahuan manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek yang dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu.
B. Jenis-Jenis Pengetahuan
Menurut Plato jenis pengetahuan itu
dibagi menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik
objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
Pengetahuan yang objeknya berupa
bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan
dengan kesenangan atau kesukaan serta kenikmatan manusia. Pengetahuan dalam
tingkatan ini misalnya seseorang yang mengkhayal bahwa dirinya pada saat
tertentu mempunyai rumah yang mewah,besar dan indah,serta dilengkapi
dengankendaraan dan lain-lainsehingga khayalannya itu terbawa mimpi. Di dalam
mimpinya, ia betul-betul merasa mempunyai dan menempati rumah itu. Apabila
seseorang dalam keadaan sadar dan menganggap bahwa khayal dan mimpinya
betul-betul berupa fakta yang ada dalam dunia kenyataan.
2. Pengetahuan Pistis (Substansial)
Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak
dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai langsung. Objek
pengetahuan pistis biasanya disebut zooya karena isi pengetahuan semacam ini mendekati
suatu keyakinan (kepastian yang bersifat sangat pribadi
atau kepastian subjektif) dan pengetahuan ini mengandung
nilai kebenaran apabila mempunyai syarat-syarat yang cukup bagi suatu tindakan
mengetahui, misalnya mempunyai pendengaran yang baik,penglihatan yang normal,
serta indra yang normal.
3.Pengetahuan
Dianoya (matematik)
Pengetahuan ini ialah tingkatan yang ada
didalamnya sesuatu tidak hanya terletak pada bagaimana cara berfikirnya. Contoh
yang dituturkan oleh plato tentang pengetahuan ini ialah para ahli matematika
atau geometri,dimana objeknya adalah matematik yakni sesuatu yang harus
diselidiki dengan akal budi dengan melalui gambar-gambar,diagram kemudian
ditarik hipotesis. Hipotesis ini diolah terus hingga sampai pada kepastian.
Dengan demikian dapat dituturkan bahwa bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini
adalah pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematik atau
kuantitas entah luas,isi,jumlah,berat yang semata-mata merupakan kesimpulan
dari hipotesis yang diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini disebut
pengetahuan pikir.
4.Pengetahuan
Noesis (filsafat)
Plato menerangkan tentang pengetahuan
ini adalah hampir sama dengan pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi menggunakan
pertolongan gambar,diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh
abstrak. Tujuannya adalah untuk mencapai prinsip-prinsip utama yang isinya
hal-hal yang berupa kebaikan, kebenaran, dan keadilan.
Jenis-jenis pengetahuan menurut
Burhanuddin salam pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada empat yaitu:
1. Pengetahuan Biasa
Adalah pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik.
2. Pengetahuan Ilmu
Adalah ilmu sebagai terjemahan dari science.
Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan
alam.
Ilmu dapat merupakan suatu metode
berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan
dan memberi makna terhadap dunia factual. Pengetahuan yang diperoleh dengan
ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu
obkektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan,
netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang
bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta.
3. Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan manusia itu ada tiga yaitu
pengetahuan sains,pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik.Pengetahuan
filsafat ialah pengetahuan yang berdasarkan logika. Pengetahuan yang diperoleh
dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat
lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman
kajian tentang sesuatu. kalau
ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit ,filsafat membahas hal yang
lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang
reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup
menjadi longgar kembali.
4. Pengetahuan Agama
Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh
dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib
diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beebrapa hal yang
pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga
disebut dengan hubungan vertical dan cara berhubungan dengan sesame manusia,
yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal.
C.Hakikat Dan Sumber Pengetahuan
1. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan
mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang
suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran
tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui
hakikat pengetahuan, yaitu:
a.
Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis
terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran yang sebenarnya
dari apa yang ada di alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau
gambaran yang ada dalam akal adalah dari yang asli yang ada diluar akal. Hal
ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam sebuah foto. Dengan
demikian, relisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila
sesuai dengan kenyataan.
b.
Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar- benar sesuai dengan kenyataan adalah
mustahil. Pengetahuan adalah proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh
karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif
bukan gambaran objektif tentang realitas.
Subjektif dipandang sebagai suatu yang
mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut. Karena itu,
pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang
diberikan hanyalah gambaran menurut pendapat atau pengelihatan orang yang
mengetahui.
2. Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada
beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
a.
Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat yang
berpendapat bahwa pengetahuan bersumber dari pengalaman, sehingga pengenalan
indrawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
Tokoh utama dalam aliran empirisme ini
adalah Francos Bacon (1210-1292 M), berpendapat bahwa pengetahuan yang
sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi
dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati.
b.
Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah
dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan diukur dengan akal.
Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan merangkap objek.
Para penganut rasionalisme yakin bahwa
kebenaran dan kesesatan terletak dalam ide dan bukunya di dalam diri barang
sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan yang
menunjuk kepada kenyataan, kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan
hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.
c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah
hasil dari revolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan
insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan
kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi
adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang
nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara intuisi tidak dapat
diandalkan. Pengetahuan intuisi dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis
selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan.
Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan
kebenaran. Bagi Nietzchen intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi”
dan bagi Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).
d.
Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang
disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan para nabi. Para nabi
memeperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa
memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan
pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman,
seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya
serta kehidupan di akhirat nanti.
D. Analisa Penulis
Hakikat adalah suatu dasar atau inti
dari sesuatu, sedangkan pengetahuan itu adalah diperoleh secara metoda,
tersusun secara sistematis dan mampu diuraikan secara ilmiah itulah yang
dikatakan pengetahuan yang objektif.
Dari definisi diatas bahwa pengetahuan
memiliki tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga manusia
memiliki akal dan pikiran yang harus digunakan untuk mengetahui sesuatu yang
belum mereka ketahui.
Dari pengetahuan manusia yang beraneka
ragam sehingga dalam pencapaian pengetahuannya harus didekatkan kepada
kebenaran yang telah tuhan tetapkan dimuka bumi, kemudian barulah pengetahuan
itu bisa digunakan dalam kehidupan, jadi pengetahuan manusia harus ada standart
yang pasti didalam kehidupan manusia agar kehidupan manusia menjadi terarah.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan
berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, Secara terminologi pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut
aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Menurut Plato jenis pengetahuan itu
dibagi menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik
objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
2. Pengetahuan Pistis (Substansial) 3.Pengetahuan Dianoya (matematik)
4.Pengetahuan Noesis (filsafat)
Jenis-jenis
pengetahuan menurut Burhanuddin salam pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada
empat yaitu:
1.Pengetahuan
Biasa 2.Pengetahuan Ilmu 3.Pengetahuan Filsafat 4.Pengetahuan Agama
1.
Hakikat Pengetahuan
Ada dua teori
untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
a.Realisme
b. Idealisme
2. Sumber Pengetahuan
a.
Empirisme
b.
Rasionalisme
c.
Intuisi
d.
Wahyu
B. SARAN
Demikian penulisan makalah mata kuliah
”Filsafat ilmu” dengan judul “Hakikat Pengetahuan” yang di dalamnya masih
banyak materi yang di sampaikan. Saran serta kritik kami terima demi
kesempurnaan penulisan makalah yang akan mendatang. Kekhilafan dan kesalahan
dalam penulisan kata-kata dalam makalah, mohon di maafkan karena tak ada gading
yang tak retak dan tak ada yang sempurna kecuali ALLAH Swt.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Tafsir.filsafat ilmu. Bandung: Remaja rosda karya, 2004. Ahmad Tafsir, filsafat
ilmu, Bandung: Remaja rosda karya, 2012. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat,
Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Mohammad Hatta. alam pikiran yunani, Jakarta:
universitas Indonesia
UI Press,1986.
Komentar
Posting Komentar