MAKALAH HUBUNGAN FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA

 

       KATA PENGANTAR

 

             Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah.

             Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua ke arah kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.

 

 

   Makassar, Oktober 2020

       

 

                     Penyusun

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Filsafat, ilmu, dan agama..................................................................

2.1.1 Pengertian Filsafat............

2.1.2. Pengertian Ilmu .................................................................................... 4

2.1.3. Pengertian Agama........................................................... 4

2.3.    Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama

 

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 7

 

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

 

 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmupengetahuan. Filsafat dan Ilmu adalah duakata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau Sains merupakan komponenter besar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap sebagai hafalansaja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan,memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamananhidup.

 

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari filsafat, ilmu, dan agama ?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara filsafat, ilmu, dan agama ?

3. Bagaimana hubungan antara filsafat, ilmu, dan agama ?

 

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui pengertian dan maksud dari filsafat,ilmu, dan agama

2. Mengetahui apa persamaan dan perbedaan antara filsafat, ilmu, dan agama

3.  Mengetahui apa hubungan antara filsafat, ilmu, dan agama   

 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat, ilmu, dan agama

A. Pengertian Filsafat

Secara etimologis, istilah filsafat merupakan padanan kata “falsafah” (bahasa arab) dan “philosophy” (bahasa inggris), yang berasal dari bahasa Yunani “philosophia”. Kata “philosophia” adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, “philos” dan “shopia”.Kata “philos” berarti cinta (love) atau sahabat, dan “shopia” berarti kebijaksanaan (wisdom), kearifan, dan pengetahuan. Sehingga secara estimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabat kearifan, dan sahabat pengetahuan.

Ilmu filsafat itu sangat luas lapangan pembahasannya. Tujuannya ialah mencari hakihat kebenaran dari segala sesuatu, baik dalam kebenaran berpikir (logika), berperilaku (etika), maupun dalam mencari hakikat atau keaslian (metafisika). Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral. Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk. Namun penilaian ini hanya bisa dilakukan oleh orang lain yang melihat kita. Orang lain yang mampu memberikan penilaian secara objektif dan tuntas, dan pihak lain yang melakukan penilaian sekaligus memberikan arti adalah pengetahuan yang disebut filsafat. Filsafat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita

Berikut ini beberapa definisi dari beberapa filsuf dan ahli filsafat.

1.          Para filsuf pra-Socrates

Para filsuf pra-Socrates mempertanyakan tantang arche, yakni awal mula atau asal-usul alam dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan logaos dan rasiotanpa percaya lagi pada jawaban mitos atau legenda.Oleh sebab itu, bagi mereka, filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalakan akal budi.

2.      Plato

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.

3.      Aristoteles

Filsafat adalah ilmu pengetahun ang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.

4.      William James

Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.

5.      Kesimpulan Poedjawijanto

Filsafat adalah ilmu (tentan segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya.

6.      Phytagoras

Ditasbihkan sebgai orang yang pertamakali menggunakan kata fhilosofia yangberarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri.

Dari serangkaian definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafatadalah  proses berfikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berfikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan).

 

B. Pengertian Ilmu

Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang mempunyai cirri tertentu yang sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Kata ilmu dalam pengertian teknis operasional ialah kesadaran tentang realitas. Pengertian ini didap[at dari makna – makna ayat yang ada dalam Al-quran. “orang yang memiliki kesadaran tentang realitas melewati pendengaran , penglihatan, dan berpikir rasional dalam mengfhadapi kebenaran” (QS, 17 ; 36).

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Ciri Utama Ilmu:

           Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi

        

C. Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “agama” yang berarti tradisi. Pada konsep yang sama dalam bahasa latin disebut “religio” yang berarti mengikut kembali  yang bermaksud mengikat dirinya kepada tuhan.

Secara liguistik, din berarti ketaatan dan balasan. Penulis kitab Magayisul Lughah mengatakan bahwa asal dan akar kata ini berarti penghambaan dan kehinaan (tunduk). Sedangkan Raghib dalam Mufradai-nya mengatakan bahwa agama berarti ketaatan dan balasan. Oleh karena itu, Syariat dinamakan din karena lazim ditaati.

Menurut para pemikir Barat definisi agama antara lain, agama adalah insting, aksi, dan kondisi spiritual yang “menjangkiti” sekelompok orang tertentu dalam kesendirian mereka di hadapatn Tuhan (William james adalah seorang filsuf sekaligus psikolog berkebangsaan Amerika. Ia hidup pada tahun 1842-1910) Agama berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaikan dan kewajiban – kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan itu.

Agama adalah tiruan dari filsafat. Menurutnya, baik agama maupun filsafat berhubungan dengan realitas yang sama. Keduanya terdiri dari subjek-subjek yang serupa dan samasama melaporkan prinsip-prinsip tertinggi wujud (yaitu, esensi Prinsip Pertama dan esensi dari prinsip-prinsip kedua nonfisik).

D. Hubungan antara filsafat, ilmu, dan agama

Hubungan antara filsafat dan agama dalam sejarah kadang-kadang dekat dan baik, dan  kadang-kadang jauh dan buruk. Ada kalanya para agamawan merintis perkembangan filsafat. Ada kalanya pula orang beragama merasa tercantum oleh pemikiran filosof yang kritis dan tajam. Para filosof sendiri kadang-kadang memberi kesan sombong, sok tahu, meremehkan wahyu dan iman sederhana umat. Kadang-kadang juga terjadi bentrokan, di mana filosof menjadi korban kepicikn dan kemunafikan orang-orang yang mengatas- namakan agama seperti :

Ø  Socrates dipaksa minum racun atas tuduhan atheism padahal ia justru berusaha mengantar kaum muda kota Athena kepada penghayatan keagamaan yang lebih mendalam.

Ø  Filsafat Ibn Rusyd dianggap menyeleweng dari ajaran-ajaran islam, ia ditangkap, diasingkan dan meninggal dalam pembuangan.

Ø  Abelard (1079-1142) yang mencoba mendamaikan iman dan pengetahuan mengalami berbagai penganiayan.

Ø  Thomas Aquinas (1225-1247), filosof dan teologi terbesar Abad Pertengahan, dituduh kafir karena memakai pendekatan Aristoteles (yang diterima para filosof Abad Pertengahan dari Ibn Sina dan Ibn Rusyd)

Ø   Giordano Bruno dibakar pada tahun 1600 di tengah kota Roma. Sedangkan do zaman modern tidak jarang seluruh pemikiran filsafat sejak dari aufuklarung dikutuk sebagai anti agama dan atheis.

 Filsafat sekurang-kurangnya dapat menyumbangkan empat pelayanan pada agama :

·         Menjelaskan makna wahyu Tuhan sampai mendekati makna yang sesungguhnya

·         Mensistematiskan, membetulkan dan memastikan ajaran agama berdasarkan wahyu

·         Filsafat dapat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru.

·         yang dapat diberikan oleh filsafat kepada agama diberikan melalui fungsi kristisnya

Wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu, akal saja tidak sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tidak berani mengklim kebenaran yang dianutnya. Oleh karenba itu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat “wallohu a’lamu bissawab”, bahwa hanya Allah-lah yang lebih tahu mana yang benar. Wilayah agama, wilayah ilmu pengetahuan, dan wilayah filsafat memang berbeda. Agama mengenai soal kepercayaan dan ilmu mengenai soal pengetahuan. Pelita agama ada di hati pelita ilmu ada di otak. Meski areanya berbeda sebagaimana dijelaskan di atas, ketiganya saling berkait dan berhubungan timbal balik. Agama menetapkan tujuan, tapi ia tidak dapat mencapainya tanpa bantuan ilmu pengetahuan dan filsafat. Ilmu yang kuat dapat memperkuat keyakinan keagamaan. Agama senantiasa memotifasi pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan akan membahayakan umat manusia jika tidak dikekang dengan agama. Dari sini dapat diambil konklusi bahwa ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lumpuh.

Hubungan ilmu dengan agama . gama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi, walaupunh kita dapat sepakat tidak ada definisi agama yang dapat diterima secara universal. Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tinggi nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada objek yang ia sembah. Seorang yang religiusmerasakan adanya kewajiban yang takbersyarat terhadap zat yang dia anggap sebagai sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan

Dalam agama sekurang – kurangnya ada empat ciri yang dapat kita kemukakan, yaitu :

1.      Adanya kepercayaan terhadap yang gaib, kudus, maha agung dan pencipta alam semesta (Tuhan)

2.      Melakukan hubungan dengan hal – hal diatas, dengan berbagai cara. Seperti dengan mengadakan acara – acara ritual, pemujaan, pengabdian, dan do’a

3.      Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.

4.      Menganut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan tidak langsung kepada seluruh  umat manusia, melainkan kepada Nabi – nabi dan Rasulnya. Maka menurut ajaran islam adayan rasul dan kitab suci merupakan ciri khas dari pada agama

Menurut Am. Saefudin, filsafat dapat ditempatkan pada posisi maksimal pemikiran manusia yang tidak mungkin pada taraf tertentu dijangkau oleh ilmu. Menafikan kehadiran filsafat, sama artinya dengan melakukan penolakan terhadap kebutuhan riil dari realitas kehidupan manusia yang memiliki sifat untuk terus maju.

 BAB III

KESIMPULAN

 

3.1 KESIMPULAN

Filsafat adalah  proses berfikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berfikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial).

Ilmu pengetahuan itu adalah filsafat,  ilmu pengetahuan itu masih bersifat sementara, dan membuutuhkan penyempurnaan dan perbaikan.

Persamaan dan perberdaan filsafat, ilmu, dan agama

        Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya.

        Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya

Perbedaan filsafat,ilmu, dan agama

        Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu

Hubungan ilmu dengan agama . gama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi, walaupunh kita dapat sepakat tidak ada definisi agama yang dapat diterima secara universal.

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Sejarah Muhammadiyah

MAKALAH PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA

Wirausaha